Minggu, 30 Mei 2010

Membawa Program Menyentuh Masyarakat Kecil, Calon Bupati Samosir Ober Sagala/Tigor Simbolon Disambut Bagaikan Putra Yang Hilang

Rabu, Mei 26th, 2010
Samosir (SIB)
Dua hari kampanye calon Bupati dan wakil Bupati Samosir nomor 7, Ober Sihol Sagala SE,MM/Tigor Simbolon ST di Palipi dan Nainggolan selalu dipadati massa. Setelah didampingi sekira 2500-an massa di tanah lapang Mogang, Senin (24/5), kampanye pasangan yang murah senyum itu juga dipadati hamper 3000 massa di Nainggolan, Selasa (25/5

Kampanye Martua Sitanggang-Mangiring Tamba Dihadiri 2500 Tim Pemenangan

Posted in Marsipature Hutanabe by Redaksi on Mei 25th, 2010
Samosir (SIB)
Kampanye pasangan calon Bupati dan calon wakil Bupati Samosir nomor 6, Drs Martua Sitanggang/Mangiring Tamba SH di tanah lapang Pangururan, Senin (24/5), dihadiri 2500 tim pemenangan. Mereka komit memenangkan Martua Sitanggang/Mangiring Tamba hanya satu putaran dalam Pemilukada 9 Juni nanti.
Dalam kampanye perdana itu, ketua PKPB Sumut Rasman Nasution mampu membakar semangat massa. Dia mengatakan dukungan kepada pasangan nomor 6 sudah melalui survey yang akurat.
Ada beberapa orang datang kepada kami. Tapi setelah kami pelajari latar-belakang, kami cek ke lapangan, hanya Martua Sitanggang/Mangiring Tamba yang dapat membawa perubahan lebih baik di Kabupaten Samosir ini.
Jangan terpengaruh dengan partai besar yang mendukung calon lain. Besar partai itu belum tentu besar di mata rakyat. Jangan terpengaruh istilah putra asli. Di Sibolga, Syafri Hutauruk bukan putra asli tapi menang hanya satu putaran. Di Tobasa, Tapsel dan Pakpak Bharat yang didukung incumbent malah kalah. Jadi semua calon ‘Pas do sude, alai Pas an Dope On’ seru Rasman yang disambut yel, yel “coblos nomor 6, satu putaran Yes!”.
Di hadapan tim nomor 6, dia dengan tegas mengatakan Pemilukada di Samosir kali ini ada calon Bupati “boneka”. Boneka itu sengaja dipasang calon tertentu hanya untuk mengganggu calon yang mau membawa perubahan dan pembangunan di Samosir.
Hati-hati! Boneka itu sengaja dipakai untuk mempengaruhi pilihan rakyat. Jika ingin perubahan yang nyata pilihan tidak ada yang lain selain pasangan nomor 6. Saya dan beberapa kawan-kawan sudah menjalani daerah pemekaran, dan Samosir merupakan daerah pemekaran yang pembangunannya paling lambat. Kita butuh perubahan yang lebih baik. Untuk itu jangan ragu coblos nomor 6, ajak Rasman yang saat itu hadir bersama beberapa pengurus PKPB Taput dan Samosir.
Sebelumnya pengurus Partai Republikan, PKDI, dan Partai Patriot Pancasila menyampaikan ajakan mencoblos nomor 6, Rasman mengajak semua anggota dan simpatisan keempat partai pendukung Martua/Mangiring bersatu mendukung dan memilih nomor 6 dalam Pemilukada 9 Juni mendatang.
Rani Boru Simbolon Ajak Mencoblos Nomor 6
Kampanye calon Bupati Samosir Martua Sitanggang/Mangiring Tamba dihibur beberapa artis ibu kota di antaranya Rani boru Simbolon. Sicantik putri Charles Simbolon itu tidak hanya nyaring membawa lagu. Ajakannya mengajak rakyat Samosir untuk mencoblos nomor urut 6 juga sangat nyaring terdengar.
Aku ini walau lahir di Jakarta sangat bangga menjadi orang Samosir. Namun aku heran, kenapa Samosir tidak bisa maju seperti Bali. Untuk itu, aku mengajak semuanya untuk memilih Bapa Uda saya Martua Sitanggang/Mangiring Tamba menjadi Bupati Samosir. Coblos nomor 6, ajak Rani disambut yel, yel “Martua/Mangiring Menang, Coblos Nomor 6, Satu Putaran Yes”.
Martua Sitanggang/Mangiring Tampil Sederhana
Di hadapan tim pendukungnya, Martua Sitanggang/Mangiring Tamba mengisahkan perjalanan karir mereka. Baik Martua dan Mangiring ternyata memiliki pengalaman bekerja di pemerintahan. Dengan berbagai pengalaman itu, mereka berdua sepakat menerapkannya di Kabupaten Samosir.
Saya dan Mangiring Tamba, akan menciptakan yang belum ada di Samosir menjadi ada. Inilah yang selama ini saya capai sehingga saya dipercaya menjadi pejabat di Propinsi Jambi dan Kota Jambi. Sangat disayangkan, hampir Rp 2.5 triliun anggaran masuk ke Samosir sejak menjadi Kabupaten tapi seperti yang dikatakan Parlin Manihuruk tadi, tidak ada jalan mulus. Istilah Parlin tadi selama ini ada yang menggigit aspal, makan semen dan makan batu. Pemakan benda-benda itu, niscaya akan kita singkirkan dalam membangun Kabupaten Samosir ke depan, kata Martua Sitanggang.
Ketua Punguan Pomparan Raja Sitempang JP Sitanggang yang hadir dalam kampanye itu mengatakan Martua Sitanggang direstui untuk maju menjadi calon Bupati Samosir. Jika ada marga Sitanggang lain yang maju, dia tidak mendapat restu dari Punguan Pomparan Raja Sitempang. “Itu keinginan pribadinya, tidak ada restu dari organisasi,” ujar JP Sitanggang.
Di Samosir, PNS Takut Beda Pilihan Karena Takut Dipindahkan
Parlin Manihuruk, aktivis yang sudah mendampingi kaum petani dan nelayan selama 25 tahun di Sumatera Utara mengingatkan sekarang bukan jaman orde baru. Hal itu ditegaskan khususnya kepada kalangan PNS yang terkesan takut beda pilihan dengan atasan.
Saya sudah jalani Samosir ini, bahkan Sumatera Utara. Kita bukan hidup di jaman orde baru lagi yang saat itu, pilihan PNS harus sama dengan atasan. Sayangnya hal itu masih terjadi di Samosir. Pengalaman Pemilu lalu, ada salah seorang marga Sinaga di Desa Huta Ginjang dipindahkan hanya karena dia beda pilihan dengan atasannya. Bukan jamannya dan tolak pemimpin yang masih bertindak otoriter dan menakut-nakuti, ajak Parlin. (T12/q)

Martua Sitanggang-Mangiring Tamba Berjanji Menciptakan Yang Belum Ada Menjadi Ada di Samosir

Posted in Marsipature Hutanabe by Redaksi on Mei 27th, 2010

Samosir (SIB)
Kampanye pasangan calon Bupati dan calon Wakil Bupati Samosir nomor 6, Drs Martua Sitanggang/Mangiring Tamba SH di Kecamatan Nainggolan, Rabu (26/5), disambut meriah tim suksesnya. Berkekuatan lebih 2500 orang, tidak satupun yang hadir beranjak dari tempatnya sejak orasi kampanye dimulai.
Sepanjang perjalanan dari Posko Martua Sitanggang/Mangiring Tamba di Pangururan, massa sambung-menyambung mengikuti iringan sampai ke Nainggolan. Lagu mars “Martua Sitanggang/Mangiring Tamba” yang dilantunkan sepanjang jalan mampu menarik perhatian masyarakat.
Pasangan Nomor 6 Paling Berpeluang Menang
Kampanye calon Bupati Samosir nomor 6, Martua Sitanggang/Mangiring Tamba, Rabu (26/5), di Nainggolan kali ini menghadirkan juru kampanye dari Propinsi Sumatera Utara, Haposan Siallagan. Dalam orasinya, Haposan mengajak masyarakat memilih pasangan nomor 6 karena menurut survey, merupakan pasangan paling berpeluang memenangkan Pemilukada Samosir 9 Juni nanti.
Republikan mendukung pasangan ini bukan tanpa alasan. Dari data survey, pasangan nomor 6 merupakan calon Bupati Samosir periode 2010-2015 yang paling berpeluang untuk menang. Dengan konsepnya yang akan menciptakan yang belum ada menjadi ada di Samosir, kita patut mendukung dan mencoblos nomor 6 untuk perubahan yang lebih baik di Kabupaten Samosir, ajak Haposan Siallagan putra Ambarita Samosir yang juga ketua Organda Sumut itu.
Jorlin Pakpahan : Martua Sudah Terbukti Dan Teruji Membangun Jambi
Massa pendukung calon Bupati Samosir nomor 6, tersentak. Betapa tidak, salah seorang tokoh yang sangat dikenal di dunia pendidikan nasional, Jorlin Pakpahan hadir dalam kampanye itu. Putra asli Samosir itu, mengajak masyarakat memilih calon Bupati Samosir nomor 6, karena sudah terbukti dan teruji.
Saya sangat kenal dengan Martua Sitanggang. Walau dia berkiprah di Jambi, tapi jaringannya ke pemerintahan pusat sangat bagus. Dia sudah terbukti dan teruji membangun Jambi. Salah satu tugasnya membangun rumah sakit internasional di Jambi berbiaya Rp 146 miliar berhasil tanpa ada dugaan praktek KKN dalam proses pembangunan itu, kata Jorlin.
Terkait pendidikan di Samosir, Jorlin Pakpahan mengaku menangis melihatnya. Dia belum menemukan bukti apapun yang dapat membanggakan dunia pendidikan di Samosir. Bahkan menurut dia, konsep pembangunan Kabupaten Samosir menjadi Kabupaten Pariwisata selama ini masih sebatas kata-kata. Belum ada bukti, mayoritas penduduk Samosir mampu hidup dari dunia pariwisata. Jika masyarakat masih mau perubahan, sudah sepantasnya pemimpinnya dirubah dan pilihan jatuh kepada nomor 6.
Orang Batak selalu mencari tiga hal. Pertama “Hamoraon, Hagabeon, Hasangapon”. Ketiga hal itu sudah dimiliki Martua dan Mangiring. Mereka mau mencalonkan diri bukan karena itu lagi. Mereka datang karena cinta kasih mereka ke Samosir agar daerah ini, generasi ini dapat bersaing dengan daerah lain. Jangan ragu untuk menentukan pilihan kepada mereka, ajak Jorlin Pakpahan.
Marga Sitanggang Sudah Teruji Mampu Membangun Samosir
Hal yang selama ini jarang disadari penduduk Samosir, ternyata marga Sitanggang sudah teruji dan mampu membangun Samosir. Hal itu diungkap Parlin Manihuruk dalam kampanye pasangan Martua Sitanggang/Mangiring Tamba di Nainggolan, Rabu (26/5).
Siap berani menyangkal itu. Mari kita uraikan bersama. Penduduk Samosir dapat menyeberangkan mobilnya karena ferry marga Sitanggang. Penduduk Samosir dapat membeli bensin dan solar dengan harga nasional juga karena galon marga Sitanggang. Penduduk Samosir dapat dengan mudah menuju Medan , juga karena armada marga Sitanggang. Dahulu, penyeberangan melalui kapal Simanindo-Tigaras juga karena kapal marga Sitanggang. Itu bukti, sejak dahulu marga Sitanggang peduli dengan pembangunan di Samosir.
Sekarang ini ada Martua Sitanggang yang dibantu Mangiring Tamba untuk membangun Samosir secara menyeluruh melalui system pemerintahan. Mari kita dukung mereka, karena mereka bagian dari generasi yang paling peduli itu. Coblos nomor 6, ajak Parlin disambut yel,yel “Coblos nomor 6”, “Martua/Mangiring Menang”.
Puluhan Miliar Silpa Selama Lima Tahun Bukti Pemerintahan Samosir Selama ini Tidak Mampu
Dalam orasinya, Martua Sitanggang dan Mangiring Tamba tidak banyak berkata-kata. Mereka berdua dengan rendah hati memohon doa dan dukungan rakyat Samosir. Kedua sosok sederhana dan bersahaja itu lebih banyak mengandalkan kepercayaan kepada rakyat Samosir yang menginginkan perubahan yang lebih baik.
Jika mengandalkan dana APBD saja untuk membangun Samosir sudah pasti tidak cukup. Apalagi selama ini, biaya rutin lebih besar dari biaya pembangunan. Yang lebih membuat kita tersentak, ternyata setiap tahun ada puluhan miliar sisa lebih penggunaan anggaran (Silpa). Itu bukti ketidakmampuan pemerintah Samosir selama ini dalam menggunakan anggaran untuk membangun. Jika pemerintahan selama ini berpihak pada rakyat, Silpa itu dapat digunakan untuk membuka dan membangun jalan desa. Tapi kita semua tahu hal itu tidak dilakukan, kata Martua Sitanggang.
Kampanye calon Bupati Samosir nomor 6 itu dihibur artis Ibu kota, Rani Simbolon. Dalam setiap lagunya, tidak lupa Rani boru Simbolon mengingatkan massa untuk menggunakan hak pilihnya mencoblos nomor 6 dalam Pemilukada Samosir nanti. (T12/f)

TEKS FOTO:

Melambaikan Tangan : Dari kir ke kanan, Ketua Punguan Pomparan Raja Sitempang JP Sitanggang, calon wakil Bupati Samosir Mangiring Tamba, calon Bupati Samosir Martua Sitanggang, masing-masing didampingi istri melambaikan tangan kepada massa pendukung saat Rani Simbolon (paling kanan) menghibur dalam kampanye di Nainggolan, Rabu (26/5). (Foto SIB/Mahadi Sitanggang)

Calon Bupati Samosir : Calon Bupati Samosir Martua Sitanggang (pakai kacamata), terlihat akrab dengan massa pendukungnya sewaktu kampanye, Rabu (26/5), di Kecamatan Nainggolan. (Foto SIB/Mahadi Sitanggang)

Nomor 6 : Calon Bupati Samosir nomor 6, Martua Sitanggang/Mangiring Tamba didampingi istri saat kampanye di Nainggolan, Rabu (26/5). Kampanye kali ini dihadiri tokoh pendidikan nasional, Jorlin Pakpahan (paling kanan). (Foto SIB/Mahadi Sitanggang)

Jurkam Propinsi : Kampanye calon Bupati Samosir nomor 6, Martua Sitanggang/Mangiring Tamba di Nainggolan, Rabu (26/5), menghadirkan jurukampanye Propinsi Haposan Siallagan (pegang mic). (Foto SIB/Mahadi Sitanggang/f

MAJU KE PILKADA SAMOSIR - Uskup Agung Medan “Berkati” Pasangan Tiar-Ias

User Rating: / 0
PoorBest Written by Redaksi Web
Saturday, 22 May 2010 10:49
Pasangan calon bupati-wakil bupati Samosir periode 2010-2015, Bachtiar Sitanggang-Jeremias Sinaga MM (Tiar-Ias) beberapa waktu yang lalu memohon doa restu Uskup Agung Medan Mgr DR AB Sinaga OFMCap.


Seperti dijelaskan Bachtiar kepada Global bahwa Uskup Agung Medan Mgr DR AB Sinaga OFMCap memuji niat baik pasangan Tiar-Ias untuk membangun Samosir lewat pencalonan diri sebagai bupati-wakil bupati Samosir.


Uskup mengatakan bahwa Keuskupan tidak boleh memihak (netral) ataupun mengkondisikan jemaat terhadap salah satu pasangan namun wajib mendoakan semua pasangan.


Selama ini Bachtiar telah berusaha memberikan yang terbaik bagi masyarakat Samosir. Di bidang sosial, Bachtiar tidak pernah sungkan ataupun pandang bulu untuk membantu sesama.


"Bukan karena ada unsur kepentingan. Tapi saya paling tidak bisa melihat orang lain kesusahan. Apalagi jika melihat orang tua menangis akibat ketidakmampuan," ujar Bahtiar.


Selain itu menyediakan pompanisasi air dari Danau Toba ke bak air ataupun tangki di perbukitan Samosir serta menyediakan kran air bagi tiap rumah yang membutuhkan. Demikian juga dengan pemasangan instalasi listrik untuk pompa air ataupun kekediaman penduduk.


Bachtiar selalu berpartisipasi dalam pembangunan rumah ibadah. Seperti memberikan bantuan ke salah satu gereja yang ada di Kabupaten Humbang Hasundutan. Demikian juga ke masjid.


Dalam bidang pertanian, memberikan bantuan bibit berbagai jenis macam tumbuhan yang bermanfaat bagi masyarakat semisal durian, alpokat. Dan untuk menjaga kelestarian lingkungan Bachtiar memberikan bibit pohon mahoni ataupun ingul.


Dari segi tenaga kerja, telah membuka pabrik roti di Samosir yang menampung kira-kira 250 tenaga kerja dan perusahaan miliknya yang bergerak dalam bisang angkutan juga mampu menampung tenaga kerja.


Bachtiar juga menyediakan speedboat ataupun kenderaan roda dua untuk menjangkau daerah terisolir serta memberikan bantuan mesin fogging untuk mencegah DBD ataupun vaksin rabies.


Bachtiar Sitanggang merupakan pemerhati dan peduli akan pendidikan dan mendedikasikan hidupnya untuk pengembangan dan pemberdayaan pendidikan dengan talenta dan minat para siswa asal Samosir ataupun di daerah lain seperti Tobasa.


Bachtiar telah mengajak kerja sama beberapa universitas untuk memberikan beasiswa bagi mahasiswa asal Samosir seperti Universitas Mpu Tantular, Universitas Bung Karno, STIE Medan dan Akper Sari Mutiara Medan.


Kepeduliannya terhadap Samosir ingin lebih dimaksimalkan dengan mencalonkan diri sebagai Bupati Samosir sehingga anggaran pemerintah benar-benar menyentuh masyarakat.


Bachtiar menjelaskan lebih lanjut bahwa dirinya bersama dengan Jeremias Sinaga sebagai calon wakil bupati akan berusaha mensejahterakan masyarakat. Samosir yang memiliki Danau Toba dan alam yang sangat indah yang masuk dalan 7 keajaiban dunia akan dijadikan sebagai tempat tujuan wisata.



TETTY NAIBAHO | GLOBAL | SAMOSIR

Kamis, 20 Mei 2010

KRB Ultah: Indonesia Perlu 45 Kebon Raya

Selasa, 18 Mei 2010 - 19:16 WIB
| More
KRB Ultah: Indonesia Perlu 45 Kebon Raya

BOGOR (Pos Kota) – Untuk menjaga konservasi dan menyelamatkan keanekaragaman hayati, Indonesia membutuhkan sedikitnya 45 kebun raya. Saat ini, Indonesia hanya baru memiliki empat kebun raya dan 17 kebun raya yang sedang dibangun, sehingga masih kurang sebanyak 23 kebun raya lagi.

Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Lukman Hakim saat menyampaikan sambutan dalam perayaan ulang tahun Kebun Raya Bogor (KRB) ke 193 di areal KRB,Selasa (18/5) pagi.

Saat ini, kata Lukman, sudah ada 21 kebun raya yang tersebar di beberapa Provinsi di Indonesia. Dari ke-21 itu, empat diantaranya di bawah naungan LIPI, sedangkan sisanya dikelola oleh daerah masing-masing.

“Dengan jumlah kebun raya saat ini yang hanya baru dua puluhan, masih belum mencukupi untuk menampung keanekaragaman hayati di Indonesia,” katanya.

Ia mengakui, untuk mewujudkan atau membangun Kebun Raya sesuai dengan kebutuhan akan sangat menyedot dana yang sangat besar. LIPI sendiri katanya, tidak memiliki dana yang memadai untuk membangun semua kebun raya. Untuk itu, katanya, diharapkan adanya bantuan dari pemerintah pusat maupun daerah.

Saat ini katanya, sudah dilakukan kerjasama dengan tiga kabupaten di wilayah Indonesia untuk membangun kebun raya. Ke tiga wiilayah itu adalah Kabupaten Samosir, Lombok Timur dan Kuningan. Bentuk kerjasama dilakukan dengan penandatangan antara LIPI dengan tiga bupati dii wilayah tersebut.

Bupati Samosir, Sumatera Utara, Mangindar Simbolon, mengatakan rencana pembangunan kebun raya di Samosir akan segera dimulai.”Tergetnya selesai 10 tahun ke depan,” katanya.

Dia mengatakan, luas lahan yang akan dijadikan Kebun Raya di tempatnya mencapai 100 hektar dengan dana diperkirakan mencapai Rp 73 miliar. Dia mengatakan untuk pembangunan kebun raya itu bantuan penuh sangat diharapkan dari pihak pemerintah, mengingat tidak mungkin jika mengandalkan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Samosir.

“APBD kita masih sangat kecil yakni hanya sebesar Rp. 351 miliar tiap tahun. Oleh karena itu, kami membutuhkan bantuan dari yang lainnya, terutama para pengusaha dan LIPI,” katanya.

Sementara itu Bupati Kuningan H Aang Hamid Suganda mengatakan, untuk keperluan pembangunan kebun raya, akan disiapkan lahan seluas 175 hektar. “Areal kebun raya itu terletak di sekitar Gunung Ciremai,” katanya.

Saat ini katanya, sudah ada 55 jenis tumbuhan yang akan mengisi menjadi koleksi kebun raya Kuningan.(yopi/dms)

Selasa, 18 Mei 2010

Mahasiswa Samosir SU Dukung Pasangan Mantap

E-mail
User Rating: / 1
PoorBest
Written by Redaksi Web
Tuesday, 18 May 2010 09:04

Perhimpunan Mahasiswa Samosir Sumatera Utara (Perisai SU) menyatakan dukungan terhadap pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Ir Mangindar Simbolon-Ir Mangadap Sinaga (Mantap).


Deklarasi tersebut dilaksanakan di Balai Seraphim Pangururan, Minggu (16/5). Perisai SU juga menyatakan akan menggunakan hak pilih, turut serta menggalang suara serta memilih nomor urut 2 (pasangan Mantap).
Dalam kesempatan tersebut Perisai SU menawarkan kontrak sosial kepada pasangan Mantap, di antaranya mengalokasikan dana APBD untuk pendidikan, memberikan beasiswa bagi putra-putri terbaik Samosir yang hendak kuliah, membangun akses sarana transportasi, menjamin pemerintahan yang bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) serta menjalankan pemerintahan yang berpihak kepada rakyat.


Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) Perisai SU Andreas Sihotang mengatakan sebagai mahasiswa Perisai SU harus ambil bagian dan berperan serta dalam Pilkada Samosir 2010 untuk mencari pemimpin yang memiliki komitmen untuk membangun Samosir.


Para mahasiswa menilai bahwa Ir Mangindar Simbolon merupakan sosok pemimpin yang baik dan melihat terjadi perubahan yang signifikan di Samosir selama kepemimpinan Mangindar (2005-2010) serta memperoleh berbagai penghargaan baik se-Sumatera Utara maupun secara Nasional.


Ketua tim Pemenangan pasangan Mantap Manusun Sitanggang mengatakan bahwa terbentuknya Perisai SU berawal saat dianya mengajak beberapa mahasiswa untuk melihat dan menganalisis pembangunan yang telah ada.


Calon Bupati dari Pasangan Mantap Ir Mangindar Simbolon mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberika para mahasiswa tersebut. Ir Mangadap Sinaga berpesan kepada mahasiswa untuk rajin belajar dan seandainya terpilih, Mangadap setiap hari menerima mahasiswa dengan terbuka untuk berdiskusi demi kemajuan Kabupaten Samosir.


Masing-masing koordinator mahasiswa mewakili beberapa perguruan tinggi Sumatera Utara yang memberikan dukungannya, di antaranya Ronal Pasaribu (Pertanian USU), Jayan Tamba (Unimed), Hermanto Simbolon (Hukum UHN), Bosko Sinaga (Dharma Agung), Donggut Simbolon (Unika), Rolin Simalango (Sisingamangaraja), Nover Sinaga (PTKI), Bintang Nadeak (AMIK MBP), Nora Simalango (Medicom), Juan Gultom (ISTTP), Revnaldi Sitinjak (UMA), Roberton Simbolon (Politeknik Unika), Benny Simbolon (UHN Siantar), Darwin Situmorang (ITM), Putra Situmeang (Politeknik USU), Virgo Nainggolan (STMIK Triguna Dharma), Ricki Malau (Institut Pastoral Indonesia)



TETTY NAIBAHO | GLOBAL | SAMOSIR

Minggu, 16 Mei 2010

Kapoldasu: Banjir bandang Samosir akibat ‘illegal logging’

Warta - Kriminal & Pengadilan
SASTROY BANGUN
Redaktur Kriminal & Hukum
WASPADA ONLINE

MEDAN - Kapolda Sumut, Irjen Oegroseno menegaskan, banjir bandang dan longsor yang melanda desa Rassang Bosi dan desa Sabulan, kecamatan Sitio-tio, kabupaten Samosir, Kamis (29/4) lalu, disebabkan karena aksi para perambahan hutan (illegal logging).

“Kuat dugaan kita, penyebab musibah banjir bandang dan longsor di Samosir itu karena hutan daerah itu sudah rusak akibat illegal logging. Karena itu, harus menjadi perhatian serius kita,” tegas Kapolda kepada Waspada Online, Jumat (14/5).

Dikatakan jenderal berbintang dua itu, pemberantasan praktik illegal logging yang sudah jelas sangat meresahkan dan menyusahkan masyarakat, tidak bisa ditawar lagi. Sampai saat ini, tim terpadu masih melakukan penyelidikan di Samosir untuk menjerat pelakunya.Untuk itu, Poldasu akan serius menangani kasus ini dan menindak pelakunya dengan tegas.

Penyebab musibah banjir bandang yang sering terjadi di Sumut, merupakan dampak dari kerusakan hutan. Akibatnya, saat musim penghujan, hutan di daerah sekitarnya tidak mampu menampung curah hujan hingga berpotensi banjir dan tanah lonsor.

“Ya kalau saya lihat itu alamiah. Kalau hutan di daerah tersebut tidak rusak, pasti tidak akan menyebabkan musibah banjir ataupun lonsor,” sebutnya.

Sebelumnya, Poldasu sudah menetapkan tersangka sekaligus menahan kadishut Tobasa, Alden Napitupulu dan kadishut Pakpak Bharat, Sudjarwo karena diduga kuat terlibat dalam praktik illegal logging di daerahnya.

Editor: ANGGRAINI LUBIS
(dat04/wol-mdn)

Banjir Bandang Landa Samosir, Sekeluarga Hilang Terseret Banjir

Posted in Berita Utama by Redaksi on April 30th, 2010

diterjang
Samosir (SIB)
Banjir bandang menerjang dua desa di Kecamatan Sitio-tio Kabupaten Samosir, Kamis (29/4), sekira pukul 20.30 WIB. Di Desa Buntu Mauli Rassang Bosi tujuh rumah warga rusak parah diterjang banjir yang membawa bebatuan dan balok kayu. Lebih tragis, di Desa Sabulan, Lidya Tamba (48) beserta empat anaknya terseret banjir berikut rumah dan seisinya.
Marsaulina Situmorang (15) ditemukan penduduk sekitar sudah meregang nyawa di antara tumpukan bongkahan kayu sekira 300 M dari lokasi rumahnya. Sedangkan ibu korban, Lidya Tamba bersama tiga anaknya Samuel Ando (10), Pegang Hasudungan Situmorang (7), Marintan Situmorang (4) sampai saat ini dinyatakan hilang. Kuat dugaan keempat korban banjir bandang itu tertimbun di bawah bongkahan kayu dan batu yang dibawa banjir.
Satu korban terseret banjir, Halasan Tua Situmorang (13), berhasil selamat dari banjir bandang. Namun, korban dalam keadaan kritis dan segera dilarikan warga ke rumah sakit terdekat. Kakak korban, Juanda Situmorang (17) selamat dari amukan banjir karena tidak berada di rumah saat peristiwa naas itu.
Dari pantauan wartawan, di Buntu Mauli terlihat enam rumah rusak berat dan satu rusak ringan. Warga setempat masih terlihat cemas sembari berupaya menyelamatkan harta bendanya dibantu aparat dari TNI, Kepolisian dan instansi Pemkab Samosir.
Di Desa Sabulan, pencarian korban hilang terus dilakukan di tiga titik lokasi sepanjang sungai Sabulan. Tepat di jembatan, terlihat ketua DPRD Samosir Tongam Sitinjak, Sarochel Tamba, Kadis Kehutanan Rakhman Naibaho dibantu anggota TNI dan warga setempat terus membongkar bongkahan kayu dan batu besar dengan cara manual.
Camat Sitio-tio Mangihut Situmeang kepada wartawan mengatakan, pencarian korban hilang masih terus dilakukan. Namun diakui, pencarian korban sulit karena masih dilakukan sangat sederhana. Ditanya terkait banjir bandang dengan adanya pembalakan liar di hulu sungai, dia belum dapat memastikan.
Saya belum dapat pastikan karena belum melakukan monitoring. Namun saya tidak menyangkal kemungkinan ada atau tidak penebangan liar di sekitar hulu sungai. Sekarang ini masih fokus pada pencarian korban. Bantuan dari tim SAR Propinsi sudah dalam perjalanan kemari, jawab Mangihut.
Suara Banjir Seperti Suara Guruh
Warga sekitar rumah korban terseret banjir bandang di Desa Sabulan Kecamatan Sitiotio mengaku, saat banjir bandang datang diawali suara kuat seperti suara guruh. Suasana mencekam menyelimuti mereka di tengah derasnya hujan malam itu. Kondisi semakin diperburuk dengan padamnya aliran listrik.
Saya juga merasakan rumah kami goyang dan suara begitu kuat datang dari hulu sungai. Saya tidak tahu harus kemana karena saat itu hujan deras dan lampu mati. Saya hanya bisa berdoa dan tidak berani bergerak kemanapun, ujar salah satu Ibu boru Situmorang kepada wartawan.
Pemkab Samosir Beri Bantuan, PT TPL Bantu Rp 40 Juta
Pasca banjir bandang di Kecamatan Sitio-tio, bantuan mulai terlihat mengalir ke Desa Sabulan dan Buntu Mauli. Bantuan berupa sembako dari Pemkab Samosir terlihat diangkut kapal ke dua desa.
Setelah mendapat laporan banjir, beberapa pejabat malam itu juga langsung turun melihat kondisi sebenarnya. Saya baru tiba di lokasi setelah pukul 10.30 WIB, ujar Kabag Humas Pemkab Samosir Gomgom Naibaho. Sekira pukul 12.00, rombongan pejabat teras Pemkab Samosir mulai terlihat di Desa Sabulan. Di antaranya Sekdakab Tigor Simbolon dan jajarannya didampingi Istri Bupati Samosir Ny Artha Simbolon Br Sitinjak. Bantuan kemanusiaan juga secara spontan mengalir dari PT TPL. Perusahaan pulp itu memberikan bantuan beras, minyak goreng, gula, mie instan dan juga selimut satu bal.
“Kami langsung diperintahkan pimpinan untuk menyerahkan bantuan kemanusiaan ini. Totalnya sekira Rp 40 juta. Jika kemungkinan di lokasi masih diperlukan bentuk bantuan lain yang mungkin dapat kami berikan akan kami usahakan,” ujar Sangkan Tampubolon didampingi tim kehumasan TPL seperti Padmin Malau dan Batman Ritonga.
Ditanya kaitan banjir bandang dengan operasional PT TPL di hulu sungai, mereka tidak langsung membela diri. Mereka mengakui di hulu sungai itu memang ada lahan konsesi perusahaan namun sudah tidak ada kegiatan operasi sejak 2008.
Jika ditarik garis lurus, jaraknya sekira 15 Km ke lokasi konsensi perusahaan. Bahkan RKT perusahaan terakhir di sana sejak 2008 lalu. Jadi sejak itu tidak ada lagi penebangan oleh perusahaan, jelas Sangkan.
Ditanya apakah lokasi hutan yang berada di atas Desa Sabulan masih wilayah Pemkab Samosir, sesuai peta mereka wilayah itu bagian dari Kabupaten Humbang Hasundutan yang berbatasan dengan Kecamatan Sitio-tio.
Hal tidak berbeda dikatakan anggota DPRDSU Oloan Simbolon. Dia mengakui, daerah tepat di atas Desa Sabulan dan Buntu Mauli secara hukum sampai saat ini masih belum pasti masuk wilayah Samosir atau Humbahas.
Jadi jika ditanya apakah ada penggundulan hutan di sana dan siapa yang bertanggung jawab, kita harus cari kemana? Kalau kita bilang Humbahas atau Samosir mana dasar hukumnya. Persoalan tapal batas yang belum tuntas kedua daerah itu seharusnya segera diselesaikan. Kepada warga Samosir saya berharap berfokuslah memberikan bantuan semampunya kepada korban. Jangan mau dipolitisir oleh oknum-oknum tertentu terlebih menjelang Pemilukada Samosir. Kita sedang berduka, duka yang dalam, terang Oloan Simbolon.
DPRDSU Desak Gubsu Salurkan Bantuan dan Obat
Kalangan DPRD Sumut mendesak Gubsu H Syamsul Arifin SE segera menyalurkan bantuan, berupa bahan makanan maupun obat-obatan terhadap korban banjir bandang di Desa Buntu Mauli dan Desa Sabulan Kecamatan Sitio-tio Kabupaten Samosir yang mengakibatkan 1 orang warga tewas, 4 orang hanyut ke Danau Toba serta menghancurkan 7 rumah penduduk.
Desakan itu dilontarkan anggota Komisi A DPRD Sumut yang juga anggota dewan Dapil (daerah pemilihan) VIII Wilayah Tapanuli Oloan Simbolon, ST didampingi Asisten I Pemerintahan Pemkab Samosir Drs Ombang Siboro MSi kepada wartawan, Jumat (30/4) di DPRD Sumut menanggapi bencana alam banjir bandang di Kabupaten Samosir.
“Gubsu harus sesegera mungkin menyalurkan bantuan terhadap masyarakat korban banjir bandang di Samosir, baik berupa makanan, obat-obatan, tim SAR guna mencari korban yang hanyut ke Danau Toba, maupun tim medis, demi membantu masyarakat yang sedang ditimpa musibah,” ujar Oloan Simbolon sembari mengungkapkan kesedihan dan keprihatinannya.
Dalam kesempatan itu, Oloan yang juga Ketua DPD PPD (Partai Persatuan Daerah) Sumut ini juga terus bergerak cepat melakukan penggalangan bantuan bagi masyarakat Samosir, dengan mengetuk hati seluruh anggota DPRD Sumut sekaligus berkordinasi dengan pimpinan dewan maupun fraksi agar setiap anggota dewan dipotong honornya pada bulan Mei Rp500.000/orang.
“Memang sudah menjadi kebiasaan bagi anggota DPRD Sumut, setiap ada bencana alam yang menimpa masyarakat, diberikan bantuan ala kadarnya yang dipotong dari honor anggota dewan itu sendiri. Hal ini juga telah dilakukan ketika terjadi bencana alam di Madina maupun Kabupaten Dairi,” tegas anggota F-PPRN ini.
Diakui Oloan, terjadinya bencana alam banjir bandang di Samosir, tidak terlepas dari adanya aksi perambahan kawasan hutan di atas bukit di kedua desa (Desa Buntu Mauli dan Desa Sabulan) yang dilakukan oleh oknum masyarakat, sehingga ketika hujan turun, struktur tanah menjadi labil dan tidak tahan lagi menahan genangan air.
“Yang menjadi persoalan sekarang, lokasi kawasan bencana alam ini tidak jelas apakah masuk wilayah Kabupaten Samosir maupun Kabupaten Humbang Hasundutan, sebab tapal batas kedua wilayah ini hingga kini belum jelas. Karena itu, kita minta Pempropsu segera turun tangan menuntaskan soal tata ruang kedua kabupaten dimaksud,” jelasnya.
Mantan Wakil Ketua DPRD Samosir ini juga mengimbau kepada masyarakat Samosir agar jangan mudah terprovokasi oleh oknum-oknum yang ingin memanfaatkan situasi dengan menghembuskan berbagai macam isu negatif untuk mencari keuntungan pribadi maupun golongan di saat masyarakat sedang berduka atau biasa disebut memancing di air keruh.
“Masyarakat jangan percaya, isu-isu yang menyatakan bahwa terjadinya bencana alam di Samosir diakibatkan oleh pengusaha HPH (hak pengusahaan hutan) di kawasan hutan Register 41 Blok Sitonggi-tonggi. Itu tidak benar, tidak ada kaitannya hutan Register 41 Blok Sitonggi-tonggi dengan bencana di Desa Buntu Mauli dan Sabulan, karena lokasinya sangat berjauhan dan bukan satu bukit,” tegas Oloan.
Dishut Teliti Lokasi Banjir
Sementara itu Kadis Kehutanan Pempropsu Sumut Ir JB Siringoringo setibanya dari Jakarta yang dihubungi SIB melalui telepon terkait banjir tersebut mengatakan, begitu mendengar kabar banjir bandang tersebut pihaknya langsung meneliti lokasi terjadinya banjir dan daerah sungai di

Kakan KB Samosir Terima Penghargaan IBLA 2010

E-mail
User Rating: / 0
PoorBest
Written by Redaksi Web
Thursday, 13 May 2010 07:11

Kepala Kantor (Kakan) Keluarga Berencana (KB) Pemkab Samosir, Drs Emron Turnip menerima penghargaan "International Best Leadership Award 2010", dari IHRDP Jakarta, di The Ballroom Lumire Hotel, Jakarta, pada Jumat (7/5) lalu.


"Sesungguhnya saya terkejut menerima undangan dari IHRDP Jakarta. Saya tidak tahu kapan dinilai karena tidak pernah bertemu langsung dengan mereka di Samosir" ungkap Emron Turnip, di ruang kerjanya, Rabu (12/5).


Setelah pihaknya mengkonfirmasi, IHRDP menjelaskan bahwa mereka menilai berdasarkan wawancara kepada masyarakat, LSM, pers dan sumber lainnya. Emron merupakan satu dari 20 penerima penghargaan itu.


Drs Emron Turnip menjelaskan bahwa maksud dan tujuan pemberian penghargaan tersebut seperti yang diungkapkan Gene Vinsent S selaku Executive Chairman IHRDP adalah sebagai suatu ajang informasi dan komunikasi serta menampilkan peran serta aktif masyarakat yang telah nyata memberikan sumbangan bentuk gagasan inovatif dan karya prestasi dalam mengisi pembangunan bangsa Indonesia.


Lebih lanjut Emron Turnip menjelaskan, bahwa ada 8 kriteria penilaian yang diterapkan oleh IHRDP. Di antaranya memiliki etos kerja yang tinggi, mampu meningkatkan kualitas dan produktivitas SDM, mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia serta memperkuat jati diri dan kepribadiannya.


"Mungkin pihak IHRDP menemukan kriteria tersebut dalam keseharian saya. Saya mengucapkan terima kasih kepada IHRDP. Saya berharap prestasi tersebut dapat lebih ditingkatkan pada masa-masa yangakan datang," harap Turnip yang pada April 2010 yang lalu juga telah menerima penghargaan Silver Award 2010 dari IHRDP.

TETTY NAIBAHO | GLOBAL | SAMOSIR

Poldasu Selidiki Penyebab Banjir Bandang Samosir

E-mail
User Rating: / 0
PoorBest
Written by Redaksi Web
Thursday, 06 May 2010 08:49

Polda Sumut akan menelusuri dan mengungkap penyebab terjadinya banjir bandang yang menewaskan dua warga Desa Rassang Bosi dan Desa Sabulan, Kecamatan Sitio-tio, Kabupaten Samosir pada Kamis (29/4) lalu.
Poldasu akan menurunkan Tim terdiri dari Dinas Kehutanan (Dishut) Sumut dan LSM Walhi. Kerjasama itu dilakukan untuk memastikan apakah praktik illegal logging sebagai penyebabnya.


Karenanya, tim terpadu akan meneliti material banjir, seperti kayu gelondongan yang hanyut apakah merupakan hasil penebangan baru atau lama. "Tim terpadu akan bekerjasama untuk mengetahui apakah kayu gelondongan yang ikut hanyut itu merupakan potongan lama atau baru," kata Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Drs Baharudin Djafar kepada di Medan, Selasa (4/5).


Dikatakannya, bekas potongan kayu akan membuktikan telah terjadinya illegal logging. Jika ditemukan potongan baru, maka ada indikasi telah terjadi praktik perambahan hutan di hulu sungai yang membanjiri kedua desa di Kecamatan Sitio-tio Kabupaten Samosir tersebut.


Sebaliknya, jika potongan lama, maka bisa saja kayu gelondongan itu milik masyarakat. Selain itu, tapal batas wilayah hutan lindung (negara) atau jalur hijau juga menjadi acuan bagi kepolisian untuk menentukan telah terjadinya tindak pidana perambahan hutan. Karena itu, keterlibatan Dishut dalam menyelidiki penyebab banjir itu sangat dibutuhkan.


"Untuk membuktikan banjir bandang itu disebabkan illegal logging membutuhkan waktu, karena tim terpadu harus bekerja meneliti bekas potongan kayu dan batas wilayah hutan yang dilindungi," ujarnya.


Sejauh ini, kata Baharudin, personil Polda Sumut dan Polres Samosir masih terus membantu pemerintah daerah (pemda) setempat melakukan pencarian beberapa orang korban yang belum ditemukan.



DEDI | GLOBAL | MEDAN

Bupati: Tidak Ada Pembalakan Liar di Samosir

Samosir, (Analisa)

Bupati Samosir Mangindar Simbolon, Kamis, siang, menjelaskan perihal bencana banjir di daerahnya. Bencana tepatnya di Desa Buntu Mauli dan Sabulan, Kecamatan Sitiotio, Kamis malam pekan lalu.

Penjelasan Bupati itu saat bersama-sama sejumlah anggota DPRD Sumut asal daerah pemilihan-8 datang menyemangati para korban dan juga penduduk setempat.

Bupati mengatakan, bencana yang menewaskan dua orang plus tiga lainnya masih hilang, serta beberapa rumah rusak dan hanyut itu mestinya tidak perlu menimbulkan korban jiwa sedemikian besar kalau saja dari awal pembangunan permukiman di tepi sungai dihindari untuk mencegah penyempitan daerah aliran sungai (DAS).

Pasca bencana ini, kata Bupati, masyarakat setempat sudah sepakat tidak merusak hutan di hulu sungai. Meskipun, sebenarnya di daerah ini tidak ada pembalakan hutan seperti diinformasikan beberapa elemen masyarakat.

"Pada kesempatan ini kami mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi isu yang tidak benar," kata Bupati.

Bupati juga menjelaskan keberadaan alat berat industri pulp TobaPulp sejak hari Minggu lalu, yakni satu unit excavator, untuk membantu evakuasi para korban serta memperbaiki permukiman yang rusak.

"Saya meminta pihak TobaPulp membantu alat berat beroda besi karena Pemkab hanya memiliki alat berat dengan roda karet sehingga tidak mampu menjangkau lokasi bencana. Ternyata direspon dengan baik. Maka kita terimalah bantuan itu selagi diberikan secara ikhlas", katanya di hadapan masyarakat, disaksikan para anggota DPRD Sumut, di antaranya Oloan Simbolon, Palar Nainggolan, Sopar Siburian, Tahonan Silalahi, Willer Pasaribu dan Rooslinda Marpaung.

Para anggota parlemen provinsi itu kemudian menyampaikan pernyataan dukacita mendalam serta kata-kata penghiburan kepada para korban sambil menyerahkan sumbangan berupa beras tiga ton, air mineral 100 kotak, mi instan 100 kotak serta uang tunai Rp30 juta.

TobaPulp juga menyerahkan alat-alat masak seperti periuk, kuali, piring dan sendok senilai Rp7,6 juta sebagai tambahan atas bantuan sembako sehari setelah bencana, Jumat pekan lalu.

Acara diawali dengan upa-upa (tradisi Batak) kepada seluruh korban bencana oleh Bupati dan segenap anggota Dewan, diikuti Sekda Samosir Ir Saibun Sirait serta seluruh jajaran SKPD Samosir, Wakapolres Kompol P.Silaban dan Pabung Dandim M. Simanjuntak.

Sebelum makan bersama rohaniwan Gereja Pentakosta, Pdt Op. Jimmy Sinaga, menyampaikan jamita (Firman Tuhan), intinya manusia harus selalu ingat kebesaran Tuhan. Karena tiada daya dan upaya tanpa pertolonganNya. Camat Sitiotio, Mangihut Situmorang, kemudian menyampaikan kronologi bencana. (rel/am)

Hutan Penyangga Danau Toba Rusak Parah


Selasa, 11 Mei 2010 20:39 WIB | Warta Bumi | Masalah Lingkungan | Dibaca 1302 kali
Hutan Penyangga Danau Toba Rusak Parah
Danau Toba/ilustrasi. (istimewa)
Medan (ANTARA News) - Earth of Society Danau Toba (ESDT) menilai sebagian besar hutan penyangga di sekitar kawasan Danau Toba di Sumatra Utara rusak parah akibat banyaknya kegiatan pemanfaatan hutan.

"Kalau dihitung secara kasar, hampir 70 persen hutan di sekitar Danau Toba telah rusak," kata Ketua ESDT, Mangaliat Simarmata, di Medan, Selasa.

Mangaliat mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan hampir sebagian besar hutan penyangga Danau Toba itu menjadi rusak.

Di antaranya, kata dia, adanya kegiatan pertambangan, praktik pembalakan liar, dan pemanfaatan hutan oleh PT Toba Pulp Lestari (TPL) yang dulu dikenal dengan PT Inti Indorayon Utama.

Kerusakan hutan penyangga itu menyebabkan sebagian besar daerah yang berada di sekitar kawasan Danau Toba menjadi rawan terhadap bencana alam seperti banjir bandang dan longsor.

Ia mencontohkan musibah banjir bandang yang terjadi di Desa Sabulan dan Desa Rangsang Bosi, Kecamatan Sitio-tio Kabupaten Samosir pada 29 April 2010. Dalam banjir itu, terlihat cukup banyak bebatuan dan potongan kayu yang ikut hanyut karena tidak mampu menahan jumlah air yang banyak akibat menerima curah hujan cukup tinggi.

Pihaknya telah memperkirakan sejak lama jika musibah seperti itu akan terjadi karena daerah di sekitar Danau Toba sudah rawan disebabkan tidak didukung penyangga hutan yang memadai.

"Bencana di daerah sekitar kawasan Danau Toba hanya menunggu waktu," kata aktivis Perhimpunan Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat Sumut (Bakumsu) itu.

Contoh lain, kata Mangaliat, dapat dilihat dari keberadaan 11 anak sungai yang hulunya berasal Kabupaten Dairi yang digunakan sebagai penggerak turbin Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Lau Renun.

Dalam observasi awal proyek PLTA Lau Renun itu, keberadaan debit air di 11 anak sungai tersebut memadai untuk menggerak turbin pembangkit listrik sehingga proyek itu dicanangkan.

Namun, seiring dengan perjalanan waktu dan banyaknya kerusakan hutan, debit air di 11 anak sungai itu menurun sehingga tidak mencukupi untuk menggerak turbin pembangkit listrik.

"Akibatnya, proyek PLTA Lau Renun belum dapat dilaksanakan hingga saat ini," katanya.

Selaku putera Desa Lumban Susuhi Kecamatan Pangururan, Samosir, Mangaliat Simarmata mengaku heran dengan dibiarkannya pemanfaatan hutan, termasuk hutan lindung yang menjadi penyangga Danau Toba.

Ia mencontohkan kawasan hutan lindung yang berada sekitar 10 Km di atas di Kecamatan Sitio-tio yang sekitar 2.600 hektare dimanfaatkan menjadi hutan tanaman industri (HTI) PT TPL.

"Aneh, itu kan hutan lindung, tapi ada HPH-nya," kata Mangaliat.

Sebelumnya, musibah banjir bandang terjadi di Desa Rangsang Bosi dan Desa Sabulan, Sitio-tio, Samosir pada Kamis (29/4) malam sekitar pukul 21.00 WIB.

Akibat musibah itu, lima warga Samosir, Marsaulina boru Situmorang (15), Lidya boru Tamba (48), Marintan Rumada Situmorang (4), Pegang Hasudungan Situmorang (9) dan Samuel Aldo Situmorang (10) hanyut dibawa air.

Dalam pencarian yang dilakukan pihak kepolisian, Marsaulina boru Situmorang dan Lidya boru Tamba berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
(T.I023/H-KWR/P003)

DEBAT PASANGAN CALON BUPATI Samosir -

E-mail
User Rating: / 0
PoorBest
Written by Redaksi Web
Saturday, 15 May 2010 04:35

Untuk mendapatkan pemimpin yang berjiwa pelayan dan mengabdikan diri sepenuhnya untuk rakyat di Kabupaten Samosir bukan perkerjaan mudah, namun membutuhkan kerja keras bagi semua elemen masyarakat Samosir, tidak terkecuali bagi Formapas (Forum Mahasiswa Pemuda Asal Samosir) dan KNPI Samosir.


Kedua lembaga tersebut mengadakan Debat Calon Bupat-Calon Wakil Bupati Samsoir Periode 2010-2015 di Aula Paroki Panguguran, Jumat (14/5) dengan panelis DR Ir Parulian Simanjuntak MA (Bidang Ekonomi), Drs Samse Pandiangan MSc PhD (Bidang Pertanian) DR Sahat Siagian MPd (Bidang Pendidikan) dan Osriel Limbong, SPd sebagai moderator.


Namun debat (dialog publik) tersebut membuat masyarakat kecewa. Karena dari 7 pasangan calon hanya 2 yang hadir yakni pasangan Rimso Maruli Sinaga-Anser Naibaho (Naga Baho) dan Bachtiar Sitanggang (Tiar - Ias) tanpa didampingi calon wakilnya.


Ketua Panitia Saut Sagala SE mengutarakan kekecewaannya namun tetap berharap agar masyarakat bijak memilih siapa yang akan menjadi pemimpinnya dan berharap dengan debat yang dilakukan masyarkat akan mengetahui konsep apa yang terbaik dari pada kandidat untuk membangun Samosir.


Sementara itu dari undangan (masyarakat) Gimbet Situmorang mengungkapkan kekecewaannya karena ketidakhadiran 5 calon yang lain. Sedangkan memberi waktu untuk hadir dalam debat ini para calon sudah tidak bisa meluangkan waktu. Bagaimana masyarakat akan mempercayai para calon untuk memimpin untuk meluangkan waktu buat rakyat para calon tidak bisa.


"Kurang etis jika saya mengatakan bahwa hanya 2 calon yang hadir, mereka berdua saja yang dipilih oleh rakyat. Kedua pasangan ini saja yang berdamai," ujar Gimbet.


Sebelum acara debat dimulai, Moderator Osriel Limbong mengatakan bahwa pasangan Mangindar Simbolon-Mangadap Sinaga berhalangan hadir karena Mangindar mengikuti pertemuan para kepala daerah se-kawasan Danau Toba dengan Gubernur Sumatera Utara. Hal tersebut diperkuat dengan fax dari kegubernuran. Sementara 4 pasangan lain tidak hadir tanpa pemberitahuan sementara surat telah disampaikan.


Dalam sesi pertama setelah pemaparan visi misi kedua pasangan langsung diberi pertanyaan dan analisis oleh para panelis. Dilanjutkan dengan pertanyaan dari masyarakat ke calon bupati dan wakil bupati dan panelis tetap memberikan analisisnya.


Bahtiar Sitanggang menjelaskan visinya adalah agar terwujudnya masyarakat sejahtera, indah dan berbudaya. Bahtiar juga menjelaskan berbagai kegiatan yang telah dilakukannya untuk membantu masyarakat Samosir seperti pemasanagan pipa dan pompa air, hand tractor, pemberian bibit pohon serta pemberian beasiswa bagi pelajar asal Samosir dan telah bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi.


Bachtiar Sitanggang mengatakan bahwa jika dia terpilih dia akan membangun Samosir terutama dalam bidang pendidikan, pertanian dan pariwisata.


Sementara itu Pasangan Naga Baho dengan misi membangun sumber daya manusia, ekonomi kerakyatan, membangun infrastruktur yang berkualitas dan menjadi pemimpin yang jujur, bersih, dan takut akan Tuhan serta bebas dari korupsi.



TETTY NAIBAHO | GLOBAL | SAMOSIR

Jumat, 07 Mei 2010

Banjir Bandang di Pulau Samosir, 1 Tewas 4 Hilang

Cetak Email
Samosir, (Analisa)

Banjir bandang terjadi di Desa Buntu Mauli dan Desa Sabulan kecamatan Sitiotio Kabupaten Pulau Samosir, Kamis (29/4) pukul 20.30 WIB mengakibatkan 1 orang tewas dan 4 orang lainnya hilang dan 7 rumah rusak parah di Desa Buntu Mauli serta 1 rumah di Desa Sabulan hanyut ke Danau Toba terbawa arus banjir bersama 6 orang penghuninya.

Sebelumnya, 1 orang korban tewas Marsaulina br Situmorang, ditemukan sekitar 300 meter dari rumahnya. sementara 4 orang yang dinyatakan hilang hingga berita ini dikirimkan malan tadi ke redaksi masih dalam pencarian masyarakat setempat, Linmas, pihak Koramil dan kepolisian setempat.

Sementara, korban yang dinyatakan hilang menurut keterangan keterangan keluarga Jaloma Situmorang (46) masing masing Lidia boru Tamba (48), Samuel Situmorang (9), Halastua Situmorang (13), Tiopan Situmorang aloas Pegang (5).

Sementara Halastua Situmorang ditemukan dalam keadaan kritis sekira 400 meter dari lokasi rumah dan saat ini dibawa ke Rumah Sakit Umum Hadrianus Pangururan untuk mendapatkan perawatan perawatan intensif.

Menurut Magda Sitinjak (50) mengaku bingung, gugup saat menghadapi musibah malam itu karena suara air bercampur bebatuan itu cukup kuat dan dibarengi goyangan seperti gempa apalagi listrik langsung padam. Malam itu juga warga masyarakat sudah banyak yang mengungsi menyeberang dengan menaiki kapal akibat guyuran hujan yang cukup deras.

Rumah yang rusak akibat terjagan banjir bandang di Desa Buntu Mauli masing masing milik A Wendi Sinaga, A Paska Sinaga, N Saur boru Sinaga, A Ester Sinaga, A Dame Sinaga dan A Jonson Sinaga.

Bantuan

Guna meringankan beban korban melalui kehumasan PT TPL yang dihadiri Sangkan Tampubolon, Betmen Ritonga, Patmen Malau, Simon Sidabukke dan Pahotton Lumbangaol, memberikan bantuan berupa satu bal selimut, beras 30 sak, minyak goreng 85 kg dan gula 70 kg, Mie Instan 30 kardus.

Liputan wartawan dalam pencarian korban terlihat Sekda Tigor Simbolon, ketua DPRD Samosir Tongam Sitinjak dan anggota DPRD Jonni Sihotang, Tuaman Sagala dan lainya serta sejumlah pimpinan SKPD Pemkab Pulau Samosir. (tps)